Jumat, 07 Desember 2012

Edisi Rok Mini : Apa bedanya, paha ayam dan paha cewek?

“Saya heran, mengapa cewek justru lebih agresif menggunakannya. Sedangkan cowok sendiri tidak begitu banyak yang suka memakai celana pendek, apalagi saat keluar rumah atau kost. Padahal kalau dari segi ativitas cowok mungkin lebih mendominasi sehingga butuh busana yang tidak mudah gerah. Tapi toh juga jarang yang memakai celana pendek. Salut deh buat cewek-cewek.

Teman saya pernah bertanya, “Apa bedanya, paha ayam dan paha cewek?“. Tentu saja saya tidak terpikirkan jawabannya. Ternyata jawabannya adalah ” untuk menikmati paha ayam harus beli, sedangkan paha cewek tidak perlu berbayar“. Saya menilai ada benarnya, toh paha cewek ternyata menjadi konsumsi publik. Kendati pihak cewek merasa keberatan dengan ini, tapi realitanya mendukung. Jika benar keberatan kenapa masih juga ada yang memakainya. Beranggapan bahwa cowok itu memang sukanya ngeres? kenapa diberi peluang untuk melihat. Masa iya cowok harus menutup mata setiap kali melihatnya? Sedangkan yang memakai juga semakin banyak.”

Kalau bicara soal Rok mini dan Hot Pants pasti yang terbayang dalam pikiran kita adalah kata seksi, cewek cantik dengan body yang yahud, berkaki jenjang, putih dan mulus. Trend gaya Hotpants dan Rok mini memang akhir-akhir ini sangat digandrungi para gadis belia. Tidak hanya dalam sebuah even khusus atau waktu khusus saja kita melihat cewek seksi yang menggunakan Hot Pants dan Rok mini namun disetiap tempat dan waktu seringkali paha pulus itu nampak dalam balutan Rok mini yang seksi. Apalagi hal ini didukung oleh cuaca disebagian wilayah Indonesia yang cukup gerah, jadi menggunakan hot pants untuk sehari-hari bahkan untuk bepergian adalah sebuah kenyaman bagi para kaum hawa. Hal ini sudah tidak menjadi sebuah pandangan yang aneh lagi karena tren Rok mini dan Hotpants memang sudah sangat familiar di Indonesia.

Kehadiran kembali Hotpants dan Rok mini tentunya juga dipengaruhi oleh tontonan TV dan sinetron dengan gambaran banyak artis wanita yang menggunakan hot pants dan rok mini dalam berbagai kesempatan. Dan hal tersebut langsung diresponi dengan baik oleh para pemilik toko dan distro untuk menyediakan tren anak muda ini. Jadi segala hal sangat berhubungan dengan hadirnya kembali tren Hotpants dan Rok mini di Indonesia. Segala tren dan mode tentunya harus dicocokkan dengan karakter dan kepribadian pemakainya. Jangan memaksakan sebuah tren hanya karena agar terlihat tidak ketinggalan jaman atau ingin menyesuaikan diri dengan lingkungan. Selama hal tersebut nyaman dan cocok sih silahkan saja karena tren mode ibarat sebuah perputaran yang bisa datang dan pergi setiap saat.


Nieh aku dapat sejaranya Hot pants dan saudara tuanya rok mini…!!!

Sejarah Hotpants dan hubungannya dengan PSK..(ups ma’af) dan rok mini adalah saudara tuanya. 

Menurut sejarahnya Rok mini mulai terkenal pada tahun 1960-an dan Hot pants menyusul pada tahun 1970-an. Mini lebih dulu ditangani oleh perancang Prancis Andre Couregges bahkan disebut sebagai Father of the mini, namun saat ini telah dihadirkan kembali dalam berbagai bentuk dan gaya. Untuk di Indonesia sendiri tren rok mini dan hot pants timbul dan tenggelam. Hot pants dan celana pendek pernah sangat booming pada tahun 80-an dan sekarang kembali hadir dengan variasi yang lebih unik dan menarik. Kalau boleh jujur yang menarik dari tren Rok mini dan Hotpants adalah pemakainya. Karena para umumnya para pemakai Rok mini dan Hot pants adalah para gadis cantik yang memiliki kaki jenjang dan mulus.

Sekedar info, dulunya hot pants adalah pengganti dari miniskirt yang suka dipakai sama cewek-cewek PSK pada tahun 1970-an di Eropa. Alasannya sih katanya biar lebih sexy yang mana bagian paha bisa kelihatan. Kalau di Amrik sendiri hotpants malah tenar, gara-gara personil klub baseball Philadelphia Phillies sering memakai Hot Pants Patrolnya

Biasanya memang hotpants lebih pantas dipakai sama cewek yang punya bentuk kaki jenjang berkulit mulus, jadinya sering dilirik para cowok. Maka enggak enggak heran kalau cewek yang sering memayungi para pembalap motor GP atau para SPG sering memakai model celana yang satu ini supaya menarik perhatian.

Hot pants yang pernah booming di tahun 1980-an, kini sudah biasa kita lihat dimana-mana. Enggak cuma batasan jenis kelamin saja tapi faktor umur sudah enggak jadi masalah. Yang udah berumur,tua, aja pada suka banget. Pokoknya golongan berumur ini asik-asik aja sewaktu memakainya, kayaknya merasa masih muda ‘aja’.

Sensasi yang ada di Hotpants membuat si pemakainya akan tambah ‘pe de apalagi yang bentuknya lebih ketat and super pendek, wuih pasti banyak banget yang pada ngeliatin tuh. Untuk sekarang ini, hot pants lebih sering muncul dalam bahan denim dengan model yang trendi cocok untuk dipakai waktu acara santai.

Tapi ada satu hal yang mesti diingat, kalau memakainya perlu disesuaikan juga sama tempat dan pantas atau enggaknya memilih mode fashion ini dengan wajar terutama bagi yang mau fashionable, hal ini penting banget demi menjadi yang tercantik dan termodis.
 Saya sendiri punya banyak pengalaman di kota Surabaya, kabupaten dan sekitarnya sampai kota Jogja. Mulai dari perempatan lampu merah, di samping kanan-kiri, depan-belakang semua hot pant. Dibonceng oleh rekan cowoknya, “apa tidak malu?” dalam dalam batinku. Bila diasumsikan lebih jauh, otomatis hal negatif yang akan muncul. Jika di depan umum saja bisa legowo seperti itu, bagaimana kalau sudah di tempat sepi? Kita tidak bisa menutup mata, bahwa itu adalah salah satu potensi yang besar meningkatkan angka free seks di kalangan remaja. Belum lagi dihitung-hitung dari dampaknya terhadap anak di bawah umur. Akibatnya anak belia juga turut mengikuti trend, mulai dari SMA hingga Sekolah Dasar. (dewasa cepat alias di di”IMBU” dalam bahasa jawanya pakai karbit….hahaha dewasa maksa…).
Tolok ukur kecantikan tidak harus dibarengi dengan nuansa keseksian yang terlalu vulgar. Harga diri tidak hanya dilihat dari virginity semata, melainkan seluruh anggota tubuh adalah termasuk di dalamnya. Saat ini media televisi seolah menjadi ajang percontohan dan pelombaan. Saya sebut percontohan karena hampir mayoritas trend fashion dilihat dari televisi, baik sinetron, iklan serta tayangan lain. Perlombaan karena saat ini bukannya malah semakin panjang tapi semakin pendek. Walhasil bagian terlihatpun semakin ke atas hingga bagian terdalam.

 
Mengapa ini seolah-olah dilumrahkan, seolah-olah menjadi hal biasa yang layak untuk dikonsumsi publik. Etika dalam berpakain tanpa sadar kini mulai dilupakan. Degradasi moral dan akhlak kini telah melanda remaja kita. Pada masa sekolah dasar, saya masih ingat dengan mata pelajaran budi pekerti. Entah sampai sekarang itu masih ada atau tidak. Disitu kita diajarkan bagaimana adab berpakaian yang baik. Apakah begitu mudah dilupakan?

Segala bentuk trend dan mode berpakaian semestinya dicocokkan dengan karakter dan kepribadian pemakainya. Selain itu, pandai-pandailah melihat momen yang pantas untuk menggunakannya. Mungkin bisa di dalam rumah atau saat tidur saja. Bahkan dari rekan saya seorang perawat mengatakan bahwa alangkah lebih baiknya jika hot pant digunakan saat hendak tidur. Tentu dengan pertimbangan medis.

Maka dari itu saya tidak habis pikir dengan cewek-cewek. Mengapa sampai harus sebegitu intensnya memakai hot pant. Secara tidak sadar Anda telah melakukan beberapa hal berikut:

1. Menodai moralitas dan Tentunya INDONESIA. Surabaya sebagai kota dengan label kota Pahlawan dengan kebudayaan “TIMUR” tidak sinkron dengan kehidupan glamor seperti itu. Glamornya Surabaya memiliki nilai tersendiri yang tercermin dari warga aslinya. Mulai dari keramah tamahannya, cara berbicaranya, hingga cara berbusana. Jangan sampai nilai-nilai itu memudar karena pengaruh budaya luar yang seronok. Jangan sampai INDONESIA kehilangan jatinya gara-gara budaya “MINI”nya.
 
2. Penistaan Agama. Jika saya bertanya kepada Anda yang menggunakan, apakah agama Anda mengajarkan adab berpakaian demikian? Saya yakin jawabanya adalah tidak. Lalu kenapa juga masih memakainya. Bukankah itu sudah terlampau jauh dari batasan aurat yang ditetapkan agama? Jika seperti itu, maka pantas jika ini termasuk dalam penistaan agama.
 
3. Free Seks. Tentu saja sudah termasuk dalam ranah free seks, karena yang Anda tunjukkan adalah bagian yang sudah mengarah pada organ intim. Lebih jauh ke depan jika sudah menjadi biasa maka bukan tidak mungkin akan mengarah pada yang sebenar-benarnya free seks.

Sedangkan bagi Anda pembacanya, saya punya saran yang mungkin bisa dipertimbangkan terlebih lagi jika mampu diimplemetasikan.

1. Orang tua. Orang tua adalah figur utama yang bisa mencegah hal ini. Lakukan pencegahan dini, dengan membatasi ruang kepada anak dalam menggunakan hot pant. Beri pendampingan dan pengawasan kepada mereka, agar selalu menjunjung tinggi adab berpakaian yang benar tanpa meninggalkan tren yang berkembang. Tentu sebagai orang tua tidak ingin anaknya kelak berada dalam curamnya kehidupan, dengan jerumus pergaulan bebas.
 
2. Cewek, Wanita, Gadis Belia, Waria, dan sejenisnya. Sadarilah diri Anda itu berharga. Mulai dari organ terluar tubuh hingga bagian terdalam. Tidakkah sadar bahwa selama ini bagian intim tubuh Anda telah menjadi konsumsi umum? Jangan biarkan laki-laki menikmatinya dengan leluasa. Cantik dan seksi adalah nilai fleksibilitas seseorang. Biarkan Anda cantik alami ketimbang harus cantik karena buatan. Biarkan laki-laki mencintai Anda karena memang cinta dan sayang, bukan karena seksi atau dorongan seks semata.

3. Pria. Baik Anda tidak kenal atau kenal sebisanya mampu mencegah dan menjaga diri dari dorongan nafsu. Terlebih jika Anda adalah pacarnya. Apakah Anda rela jika bagian intim pacar juga menjadi konsumsi publik? Maka tugas Anda hanya mengayomi dia untuk ke arah yang lebih baik. Jadikan itu semua surprise untuk menikmatinya di hari yang dibenarkan nanti baik dari hukum pasti dan agama. 

4. Pemerintah. Menjadi penting untuk diketahui pemerintah, akrena fungsi kontrol dan pengawasan sepenuhnya ada pada mereka. Mengapa hal ini seolah-olah menjadi budaya baru yang merusak moral bangsa?. Jangan menunggu angka.

5. free seks yang semakin tinggi, tapi lihatlah dalam kehidupan real-nya. Potensi-potensi itu ada, salah satu contohnya etika artis saat tampil di depan umum. Semestinya ada batasan-batasan untuk busana atau fashion yang layak menjadi konsumsi publik serta sesuai dengan moralitas bangsa. Pengawasan terhadap industri busana wanita juga sangat diperlukan, demi mencegah segala potensi ke arah negatif, utamanya di kalangan remaja.

Saya kira itu yang menjadi renungan saya kali ini. Semoga bisa menjadi koreksi buat kita bersama demi bangsa yang lebih maju dan bermoral.

Mohon ma’af jika tulisan ini vulgar, karena memang yang dibahas adalah sesuatu yang vulgar. Jika tidak disampaikan demikian mungkin pesan yang tersirat tidak tersampaikan dengan optimal. Kepada cewek-cewek, baik di Surabaya (sekitarnya) dan dimanapun saya atas nama pribadi mohon ma’af. 

Sekian dan terima kasih…!!!

Jabat Erat Etika

................................
Moh. Makrus Sahlan

5 komentar: