Kamis, 28 Maret 2013

Nulung iku gampang

Saya sengaja menulis judul di atas untuk mengingatkan saya akan kasus hari ini.  Semata untuk memberikan peringatan yang seharusnya saya ingat selalu : KALAU KAU MAU, MENOLONG ITU GAMPANG !!

Teman saya meminta tolong untuk menitipkan sementara boneka yang saya berikan kepadanya di rumah saya, padahal sementara saya harus segera berkemas pindah ke dormitori yang baru.  Saya agak mangkel juga ketika dia mengatakan tidak bisa mengambil barangnya karena akan mengirim barang pulang ke Indonesia dan ada gakkai (research meeting) di luar kota.  Respon mangkel saya muncul begitu saja, karena saya ingat teman sudah berjanji akan mengambil barang itu sebelum saya pindah, tapi karena kesibukannya dia menawar supaya barang itu saya angkut pula ke rumah baru dan nanti akan dia ambil.

Saya tidak bisa berkata apa-apa selain manyun dan berupaya menenangkan diri.  Untungnya komunikasi kami berlangsung via YM, sehingga dia tidak tahu betapa gondoknya saya.  1 menit, 5 menit berlalu dan saya belum mengiyakan permintaannya.  Saya beranjak meninggalkan layar komputer tanpa jawaban, dan mendirikan sholat dhuhur yang tertunda.

Setelah sholat, saya merenung, sebenarnya tidak ada susahnya mengangkat sekotak boneka yang tidak berat tersebut ke rumah baru, toh saya pindah dengan jasa mobil angkutan, sedangkan dia benar-benar terjepit waktunya.  Saya benar-benar egois dan mempersulit sesuatu yang mudah ! Saya langsung mengetik jawaban :”OK, barangnya saya bawa pindah. Silahkan diambil di rumah baru jika sempat”.

Maafkan saya teman karena emosi yang tak terkendali ini.

Saya sering minta tolong kepada orang lain.  Rasanya hampir setiap hari saya melakukannya.  Ada teman yang melaksanakannya dengan ikhlas, tapi ada pula yang berbelit-belit menjawab, yang biasanya saya simpulkan : Dia tidak bisa.  Karena seringnya minta tolong, kadang saya menjadi malu, saya benar-benar makhluk yang tergantung.  Bekerja di jasa design web, saya selalu minta tolong diambilkan arsip di lemari, karena tangan saya tak menjangkaunya.  Kalau tidak ada yang melihat, biasanya saya manjat ke atas meja, tapi karena pernah kepergok dan dapat teguran saya menghentikannya.  Lalu saya usul agar dibelikan bangku kecil, supaya saya bisa memijak di atasnya untuk mengambil arsip yang diletakkan tinggi-tinggi.  Permintaan ini belum dipenuhi juga, jadi saya masih minta tolong terus.

Ketika seseorang minta tolong, kadang saya terpikir : Kok, dia tidak memikirkan urusan saya sih ? Saya juga sibuk, bukan hanya dia ! Tapi ketika saya minta tolong saya lupa pada cara berpikir ini.  Sungguh amat picik !

Hari ini benar-benar berharga.
Pagi tadi saya merepotkan seorang teman untuk memaketkan barang ke kantor pos yang tidak bisa saya lakukan karena harus berangkat pagi-pagi mengajar dan akan pulang larut malam karena ada job di design dekorasi acara kemah sastra.  Juga merepotkan dia dengan permintaan telpon kesana kemari. Mudah sekali saya minta tolong.  Atau karena teman saya itu sangat ringan membantu orang lain ? Atau saya berada pada dilema, apakah memang harus saya minta tolong ?

Sehabis memudahkan urusan orang lain tidak ada yang berubah sebenarnya pada diri seseorang kecuali perasaan senang sudah beramal hari ini, jika orang itu menyadarinya.  Tapi terkadang sesudah menolong saya lupa mengingat ini karena emosi masih menyelubungi hati saya. Tidak baik ini !

Hati manusia memang sangat lemah dan selalu bolak balik antara mengikuti yang benar atau yang salah.  Dia gampang sekali tergoda oleh syeithan.  Ya, muqallibal quluub, tsabbit qalbii `alaa diinika` (Wahai Yang membolak balikkan hati, mantapkan hati apa kepada agamaMu).  Doa ini seharusnya terus saya panjatkan ketika hati saya mulai condong kepada kemunafikan dan ketidakpedulian. Sayangnya saya banyak lalainya daripada ingat (>_<)

Astaghfirullaahu al adziim…..manusia gampang sekali berbuat dosa, sulit sekali berbuat kebaikan ternyata !

0 comments: