Minggu, 10 Februari 2013

Love is Like a ‘Trial and Error Theory’

(Based on a True Story. Nama disamarkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan).
Tulisan ini berawal dari hasil curhat colongan antara dua orang teman masa kecil yang tinggal di depan rumah dan udah lama banget ga ketemu. Sebut saja namanya Mawar dan Melati (Loh, koq kayak berita-berita di koran Lampu Merah yah? Hihihi)

Mulai dari obrolan basa-basi tentang kabar masing-masing, kesibukkan Melati jadi mahasiswa tingkat profesi yang sedang menunggu sidang komprehensif, dan kerjaan Mawar di salah satu instansi pemerintah, sampai akhirnya mereka tiba di  topik antarcewek jomblo yang sangat serius: Their Love Life.

Well, well.. rupa-rupanya mereka punya cerita yang hampir mirip. Apalagi kalau bukan Fraktur Hepar alias Broken Heart alias Patah Hati. Ceritanya Mawar suka sama seorang cowok, tapi ternyata cowok itu malah suka sama cewek lain yang juga temen mereka. Jadilah dia patah hati.

Lain lagi cerita Melati. Melati memang sudah sekitar 6 bulan putus dari pacarnya. Saat ini Melati sedang dekat dengan seorang cowok yang juga merupakan sahabatnya. Sebut saja namanya Kumbang. Mereka udah temenan sejak awal masuk kuliah. Entah gimana awalnya, Melati dan Kumbang jadi ‘lebih dekat’. Sampai suatu hari Kumbang minta Melati jadi pacarnya, tapi Melati menolak dengan alasan dia belum siap dan masih trauma karena mantannya dulu. Meskipun sudah mulai move on, Melati masih takut. Apalagi sahabatnya sendiri yang minta jadi pacarnya. Melati takut kalau suatu hari mereka putus, tali persahabatan mereka juga putus. Apalagi Melati dan Kumbang sama-sama baru putus dari pacar mereka. Melati ga mau orang-orang berpikiran mereka pacaran untuk cari pelarian (yaelaaahhh). 

Untungnya Kumbang mengerti dan menerima alasan Melati. Akhirnya mereka sepakat setelah kejadian ‘penembakkan’ itu, tidak boleh ada yang berubah. Dan akhirnya mereka tetap dekat satu sama lain. Yang bikin Melati bingung, si Kumbang ini sepertinya masih tetap berusaha mendekati Melati dengan ‘main halus’, sementara Melati sendiri masih merasa bingung dengan perasaannya. Melati bingung jawaban seperti apa lagi yang akan dia berikan seandainya Kumbang minta Melati jadi pacarnya untuk yang kedua kali.

Usai mendengar curahan hati Melati, Mawar bilang bahwa cinta itu terkadang seperti Trial and Error Theory alias Teori Percobaan dan Kegagalan. Intinya, Melati itu masih belum berani ambil keputusan. Meskipun jelas-jelas Melati dan Kumbang sama-sama suka, tapi karena trauma, Melati takut mengambil keputusan yang salah. Terima atau tidak.

Mencoba untuk menerima, berarti siap menanggung resiko 50:50, patah hati lagi atau langgeng sampai seterusnya. The point is, she had tried. No matter what happen next. Tidak mencoba berarti siap menanggung resiko, bahwa suatu saat Kumbang mendapat pacar lain dan Melati terlambat menyadari kalau sebenarnya dia juga suka sama Kumbang. Dan saat itu, Melati tidak boleh kecewa apalagi marah. Alias GAGAL. She didn’t get anything, because she didn’t tried anything.

Well, memang yang namanya cinta itu ga bisa dipaksakan karena itu masalah hati masing-masing. So, akhirnya Mawar dan Melati sepakat bahwa Melati masih butuh waktu untuk berpikir and make sure about her heart.
Karena rasa takut sakit hati,
kita menghindari jatuh cinta,
mempertahankan cara-cara lama kita,
sulit mempercayai orang dan mencoba yang baru.

Sebetulnya, bukan kepedihannya yang berbahaya,
tetapi sikap dan perilaku kita yang sama itulah,
yang akan membuat kita merasakan kepedihan yang sama.

Takut merasakan kembali kepedihan masa lalu
adalah pencegah utama dari upaya
untuk memperbaiki kehidupan.
-Makrus-

0 comments: