Jumat, 02 Agustus 2013

Mengapa kamu harus mencintai Indonesia ?

Mengapa kamu harus mencintai Indonesia ? Pertanyaan yang tiba-tiba muncul dari bapak Dwi Isjudono yang mengusik pemikiran anak negeri yang cinta pada bangsa Indonesia ini. Pertanyaan yang ringan menurut saya siih... namun perlu kita bahas dan kupas tuntas biar tidak menular di anak cucu kita yaah kawan.. hehehe,...

Salah satu kawan saya yang berzodiak gemini ini mengatakan Kenapa harus mencintai Indonesia tercinta ini? Karena menghargai dan mencintai para pejuang yang berjuang sampai titik darah penghabisan untuk negara itu yang terpenting dan meneruskan tekad membangun bangsa, bukan saling menikung menjadi penguasa bangsa. 

Kembali ke pertanyaan semula. Mungkin karena saya lahir di Indonesia maka sudah semestinya saya mencintai Indonesia ya. Eh, kalau begitu, seandainya saya lahir di Amerika, maka saya harus cinta Amerika ?!. Mungkin, saya harus cinta Indonesia karena Bapak dan Ibu saya, juga seluruh keluarga besar saya adalah orang Indonesia. Lho,.. kalau memang begitu, berarti mereka yang ayah-ibunya beda asal Negara harus membagi cintanya pada kedua Negara itu donk. Akh,.. pasti tidak mudah, ada Negara harus di madu.

Mungkin juga, terlepas dari asal usul orang tua ataupun tempat saya lahir, karena saya tumbuh, besar, dan menetap di Indonesia sehingga saya harus cinta Indonesia. Seperti juga karena saya tumbuh dan besar di sidoarjo, sehingga saya cinta pada kota itu, walaupun saya sendiri tidak lahir di kota itu. Namun setelah saya hijrah untuk menuntut ilmu dan bekerja di kota Surabaya, saya juga jadi cinta kota itu. Mungkinkah cinta pada Negara sama dengan  cinta pada suatu kota?...

Hmm,.. seperti anak yang sudah dijodohkan sejak dalam kandungan saja, hanya mengenal dia saja yang pantas untuk dicintai, begitulah sepertinya cinta pada Indonesia yang selama ini saya rasakan. Kalau sekarang saya ingin meredefinisi perasaan cinta saya pada Indonesia, maka saya akan mencintai Indonesia karena saya memang ingin mencintai negeri ini, tak perlu alasan apapun. Bukankah cinta memang begitu? Bila kau masih menemukan setidaknya satu saja alasan atas dasar cinta yang kau miliki, maka cinta itu masih perlu dipertanyakan kemurnian dan ketulusannya.

Tapi tahukah anda bahwa jika diteruskan ketiadaan Cinta Indonesia atas anak anda, maka akan menuai 3 KESULITAN di bawah ini:

1.Kesulitan untuk Bersyukur “menjadi orang Indonesia”
Membentuk lidah (selera makan), telinga (selera musik), mata (selera busana) anak hanya untuk produk-produk luar negeri pada akhirnya akan membuat kesulitan sendiri di masa depan. Karena anak kita pada kenyataan biasanya dalam perjalanan hidupnya sampai ia dewasa akan lebih banyak berurusan dengan produk-produk dalam negeri (kecuali kalau sudah menetap di luar negeri) daripada produk luar negeri, maka akan sulit baginya untuk selalu bersyukur dalam kehidupannya sehari-hari. Apa ruginya kalau tidak bersyukur? Reaksi dan sikap yang terbentuk sehari-hari adalah sikap yang selalu mengeluh dan serba menuntut juga dalam pergaulannya nanti anak kita akan dipandang sebagai anak yang sombong oleh teman-temannya.

2.Kesulitan untuk Bangga “menjadi orang Indonesia”
Kita tidak akan pernah dapat membanggakan sesuatu yang keberadaannya tidak masuk dalam hitungan (bukanlah sesuatu yang istimewa) bagi hidup kita. Kalau anak kita tidak pernah diajar tentang perlunya bersyukur kepada Tuhan atas bangsa Indonesia, tentulah ia tidak akan pernah dapat bangga dengan segala hal yang selama ini dinikmatinya di negeri ini. Dampaknya, ini akan sangat merusak kepercayaan diri anak kita; karena biar bagaimanapun ia adalah anak Indonesia, padahal ia tidak sanggup berbangga dengannya (“malu abiz… dengan Indonesia dibandingkan Amerika atau negara besar lainnya”).

Jika dibiarkan terus, maka anak kita akan selalu berusaha menjadi seperti orang dari negara yang dibanggakannya; misalnya: anak kita tidak bisa bersyukur dengan makanan asli Indonesia yang digemari hanyalah hamburger dan segala jenis “junk food” dari Amerika. Maka ia akan lebih bangga kalau bisa memiliki rambut dengan gaya dan warna seperti orang Amerika (negara asal “junk food” yang digemari). Dan anak kita akan kehilangan identitas bangsanya, kalau dilihat dari wajah orang Indonesia tapi kelakukan dan cara bicara “western” sekali. Ooo..tapi mungkin anda mengatakan itu tidak apa-apa; tapi coba simak baik-baik Kesulitan yang ketiga ini…

3.Kesulitan untuk “menjadi orang Indonesia” yang dipakai TUHAN
Mengapa demikian? Karena hanya orang-orang yang mengerti hati Tuhan bagi bangsa Indonesialah yang akan dipakai dalam Kebangunan Rohani Terbesar yang pernah terjadi di bangsa ini.
 
Orang yang hanya mementingkan kegemarannya sendiri (kegemaran menikmati semua produk yang berlabel “made in luar negeri”) tidak akan pernah punya waktu untuk mengerti hati Tuhan bagi bangsa ini. Tapi bukankah nanti saja, kalau anak saya sudah menjadi orang dewasa baru belajar mengerti hati Tuhan?

Pertanyaannya:
Siapakah yang memiliki hak untuk menentukan masa depan anak kita dan bangsa ini ? Kita sebagai orang tua atau DIA yang adalah pencipta atas segalanya? Anak-anak adalah PusakaNYA Allah, hanya Allah yang tahu kapan Ia hendak menggunakan PusakaNYA tersebut untuk rencanaNYA.

Jadi apa yang dapat kita lakukan supaya anak negeri "penerus bangsa" CINTA INDONESIA? 
1.Berikan waktu bersama di hari kemerdekaan 17 Agustus, Untuk menceritakan secara singkat betapa Allah mengasihi bangsa Indonesia, karena sekalipun sudah dijajah selama 424 tahun oleh Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang; tapi bisa merdeka oleh karena pertolongan Tuhan.
 
Untuk berdoa bersama, bersyukur untuk kemerdekaan Indonesia yang ke 67 dan mendoakan supaya Tuhan memberikan hikmat dan hati yang takut akan Allah bagi presiden dan seluruh pemimpin bangsa ini

2.Ajaklah untuk makan bersama salah satu makanan khas Indonesia yang disukai oleh si anak dan ceritakan bahwa di Indonesia ada ratusan jenis makanan seperti ini di seluruh daerah Indonesia.

3.Rencanakanlah liburan di waktu berikutnya untuk berkunjung ke tempat wisata yang ada di Indonesia, salah satu contoh bisa mengajak hiking ke gunung. "Indonesia tidak akan kekurangan pemimpin apabila pemudanya masih senang naik gunung." -Soe Hok Gie-

Soe Hok Gie pernah berkata "kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami, kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. seseorang hanya bisa mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. karena itulah kami naik gunung"

4.Perkenalkanlah berbagai budaya Indonesia dengan mengajaknya melihat busana daerah, tari-tarian daerah dan buku tentang keindahan alam Indonesia.

Stimulus dan selera adalah faktor yang sangat berpengaruh pada pemikiran seseorang. Belajar tanpa selera tidak akan berhasil. Tanpa fighting spirit, maka kita bukan apa-apa. so menulis adalah kombinasi stimulus dan selera saya. bye ciii yaach

0 comments: