Selasa, 12 Februari 2013

Tukang Kayu Yang Buta

Suatu hari, seorang tukang kayu yang buta huruf menerima sepucuk surat. Karena ia buta huruf, maka ia bergegas menuju ke penjual daging kenalannya, yang punya watak keras untuk dimintai tolong membacakan surat.

"Ini surat dari putramu. Begini bunyinya: Ayah, aku sakit dan tidak punya sedikitpun, tolong kirimkan aku sejumlah uang secepatnya."

Surat tersebut dibacakan dengan keras dan kasar oleh si tukang daging. Tukang kayu menjadi marah dan berkata, "Dasar anak tak tahu diri. Memangnya dia siapa memerintah aku ayahnya? Jangan harap aku akan mengirimi dia uang sesenpun."

Dalam kemarahannya itu ia kembali ke rumah, tapi diperjalanan ia bertemu sahabatnya, seorang penjahit yang bersuara lembut.

Ia pun bercerita tentang surat yang tadi, "Coba kau lihat sendiri surat putraku ini..!"

Penjahit itu lalu membaca surat itu dengan suaranya yang lembut, tenang dan jelas.

Tiba-tiba surat itu berbunyi sangat lain, si tukang kayu itu pun menjadi sedih, "Oh anakku malang.. Ia pasti sangat menderita, lebih baik aku segera mengiriminya uang sekarang juga."

* * *

Sahabat CERIA...!
Memang benar, pesan sangat tergantung pada cara penyampaiannya.

Bila kita renungkan, konflik yang terjadi antara pasangan, sahabat, rekan kerja, sering kali bukan karena ada masalah besar dan rumit yang tak bisa dipecahkan. Namun, konflik terjadi karena kita tidak dapat mengatur cara kita berkomunikasi dengan benar.

Maka dari itu, marilah kita belajar menyampaikan apa yang kita rasakan dengan lebih bijak. Agar tidak terjadi kesalah pahaman..

0 comments: