Kita Hidup, Saling Membantu
Kita kini hidup tenggelam dalam aktivitas sehari -hari yang menyita
sebagian besar waktu dan perhatian. Tidak jarang kita menjadi robot yang
menjalankan rutinitas. Banyak orang tua yang tidak memiliki waktu untuk
anak -anaknya. Banyak juga anak - anak yang tidak lagi mengenali orang
tuanya secara personal.
Keresahan sosial berkembang menjadi kriminalitas. Berita tentang
kekerasan, narkotika, pembunuhan maupun bunuh diri menjadi berita sehari
- hari yang tidak asing dan seolah - olah menjadi makanan sehari -
hari. Kita-pun menjadi terbiasa. Seolah - olah, hal itu adalah realita
yang tidak penting dan tidak menjadi urusan kita selama bukan kita yang
mengalaminya.
Padahal sebenarnya, kehidupan yang kita jalani ini adalah kehidupan yang
ditopang orang lain. Kenyataannya sekaya apapun, kita butuh petani yang
menanam padi dan menghasilkan beras yang kita makan. Kita butuh
penjahit yang menghasilkan pakaian - pakaian yang kita pakai. Kita butuh
tukang - tukang bangunan untuk membangun tempat tinggal kita. Masih
banyak lagi hal yang tidak bisa kita lakukan sendiri.
Ketika memikirkan hal tersebut, saya menjadi sadar bahwa kehidupan yang
saya jalani saat ini benar - benar merupakan sebuah kehidupan yang
saling menopang satu sama lain. Saya menyadari bahwa saya tidak pernah
melewati saat - saat terberat dalam hidup saya meskipun merasa begitu
sendirian.
Sebab, pada akhirnya saya menemukan wajah - wajah yang mau
mendengar, mendukung atau sekedar berada di sana untuk saya. Saya sangat
bersyukur atas kehadiran mereka. Bukankah kita terdorong untuk
melakukan sesuatu untuk orang lain, dengan menyadari hal itu sebagaiman
selama ini kita mendapatkan hal yang sama secara sadar maupun tidak.
Salah seorang tokoh dunia pernah berkata ” bahwa bencana paling buruk
bukanlah kelaparan maupun pengangguran, yang jauh lebih buruk adalah
perasaan bahwa tidak ada seorangpun yang peduli pada kita “
Mungkin, realita masalah - masalah sosial yang terjadi dewasa ini begitu
mengakar dan sulit diatasi. Meski demikian, saya percaya bahwa masih
ada hal - hal yang dapat kita upayakan, sekecil apapun itu. Yang
dibutuhkan seseorang bukan hanya perkataan yang bijak, melainkan hati
yang mau mendengar dan peduli. Dengan melipatgandakan kebaikan
sederhana, mungkin tanpa kita sadari kita dapat menyelamatkan sebuah
nyawa.
0 comments: