Nulung iku gampang
Saya sengaja menulis judul di atas untuk mengingatkan saya akan kasus
hari ini. Semata untuk memberikan peringatan yang seharusnya saya
ingat selalu : KALAU KAU MAU, MENOLONG ITU GAMPANG !!
Teman saya meminta tolong untuk menitipkan sementara boneka yang saya
berikan kepadanya di rumah saya, padahal sementara saya harus segera
berkemas pindah ke dormitori yang baru. Saya agak mangkel juga ketika
dia mengatakan tidak bisa mengambil barangnya karena akan mengirim
barang pulang ke Indonesia dan ada gakkai (research meeting) di luar
kota. Respon mangkel saya muncul begitu saja, karena saya ingat teman
sudah berjanji akan mengambil barang itu sebelum saya pindah, tapi
karena kesibukannya dia menawar supaya barang itu saya angkut pula ke
rumah baru dan nanti akan dia ambil.
Saya tidak bisa berkata apa-apa selain manyun dan berupaya
menenangkan diri. Untungnya komunikasi kami berlangsung via YM,
sehingga dia tidak tahu betapa gondoknya saya. 1 menit, 5 menit berlalu
dan saya belum mengiyakan permintaannya. Saya beranjak meninggalkan
layar komputer tanpa jawaban, dan mendirikan sholat dhuhur yang
tertunda.
Setelah sholat, saya merenung, sebenarnya tidak ada susahnya
mengangkat sekotak boneka yang tidak berat tersebut ke rumah baru, toh
saya pindah dengan jasa mobil angkutan, sedangkan dia benar-benar
terjepit waktunya. Saya benar-benar egois dan mempersulit sesuatu yang
mudah ! Saya langsung mengetik jawaban :”OK, barangnya saya bawa pindah.
Silahkan diambil di rumah baru jika sempat”.
Maafkan saya teman karena emosi yang tak terkendali ini.
Saya sering minta tolong kepada orang lain. Rasanya hampir setiap
hari saya melakukannya. Ada teman yang melaksanakannya dengan ikhlas,
tapi ada pula yang berbelit-belit menjawab, yang biasanya saya simpulkan
: Dia tidak bisa. Karena seringnya minta tolong, kadang saya menjadi
malu, saya benar-benar makhluk yang tergantung. Bekerja di jasa design web, saya selalu minta tolong diambilkan arsip di lemari, karena tangan
saya tak menjangkaunya. Kalau tidak ada yang melihat, biasanya saya
manjat ke atas meja, tapi karena pernah kepergok dan dapat
teguran saya menghentikannya. Lalu saya usul agar dibelikan bangku
kecil, supaya saya bisa memijak di atasnya untuk mengambil arsip yang
diletakkan tinggi-tinggi. Permintaan ini belum dipenuhi juga, jadi saya
masih minta tolong terus.
Ketika seseorang minta tolong, kadang saya terpikir : Kok, dia tidak
memikirkan urusan saya sih ? Saya juga sibuk, bukan hanya dia ! Tapi
ketika saya minta tolong saya lupa pada cara berpikir ini. Sungguh amat
picik !
Hari ini benar-benar berharga.
Pagi tadi saya merepotkan seorang teman untuk memaketkan barang ke
kantor pos yang tidak bisa saya lakukan karena harus berangkat pagi-pagi
mengajar dan akan pulang larut malam karena ada job di design dekorasi acara kemah sastra. Juga
merepotkan dia dengan permintaan telpon kesana kemari. Mudah sekali saya
minta tolong. Atau karena teman saya itu sangat ringan membantu orang
lain ? Atau saya berada pada dilema, apakah memang harus saya minta
tolong ?
Sehabis memudahkan urusan orang lain tidak ada yang berubah
sebenarnya pada diri seseorang kecuali perasaan senang sudah beramal
hari ini, jika orang itu menyadarinya. Tapi terkadang sesudah menolong
saya lupa mengingat ini karena emosi masih menyelubungi hati saya. Tidak
baik ini !
Hati manusia memang sangat lemah dan selalu bolak balik antara
mengikuti yang benar atau yang salah. Dia gampang sekali tergoda oleh
syeithan. Ya, muqallibal quluub, tsabbit qalbii `alaa diinika` (Wahai Yang membolak balikkan hati, mantapkan hati apa kepada agamaMu).
Doa ini seharusnya terus saya panjatkan ketika hati saya mulai condong
kepada kemunafikan dan ketidakpedulian. Sayangnya saya banyak lalainya
daripada ingat (>_<)
Astaghfirullaahu al adziim…..manusia gampang sekali berbuat dosa, sulit sekali berbuat kebaikan ternyata !
0 comments: